Jumat, 02 Januari 2009

Sekilas tentang cara membuat perhiasan perak

GALA SILVER
Address :
Br.Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar 80582 - Bali
Phone : (0361) 295647 Fax : (0361) 298374
HP : 081 239 53005
E-mail : gala_silver@hotmail.com


Untuk mendapatkan bahan baku kerajinan, para pengrajin mendapatkannya dari pemasok bahan perak di Denpasar yang mendapat pasokan perak dari Jawa atau Kalimantan. Sebab, Bali memang tidak punya pertambangan perak. Bahan baku perak ini ada yang berbentuk batangan, ada juga yang berbentuk bola-bola sangat kecil. Untuk membuat kerajinan, bahan baku perak kemudian dicampur dengan 7,5% tembaga. Jadi, kadar peraknya 92,5%. Hal ini dilakukan agar perak yang dibuat tidak terlalu lemas. “Kalau terlalu lemas akan cepat rusak, alat-alat yang diperluka antara lain :

  1. Kompor perak
  2. gunting
  3. perak
  4. tang jepit
  5. pinset
  6. perak murni
  7. tembaga

Pada pembuatan secara tradisional, untuk mencampur perak dan tembaga ini kedua bahan dipanaskan dengan api dari kompor yang menggunakan bahan bakar gas. Sistem kerjanya mirip dengan tukang las. Hanya saja agar api bisa keluar, pengrajin yang membuat harus menginjak kompor tersebut. Api pun keluar menyemprot ke arah bahan hingga luntur.

Setelah itu bahan dipotong berdasarkan keperluan. Misalnya untuk gelang, bahan itu dibentuk pipih dengan lebar 2-3 cm dan panjang sekitar 15 cm. Karena masih lentur, bahan itu kemudian dibentuk melingkar seperti layaknya gelang. Pada sisi potongan itu diberi dasar kawat yang dilekatkan dengan lem pada bentuk gelang itu tadi. Untuk menghaluskan sambungan kawat dengan perak, kedua bahan juga dipatri sehingga melekat permanen. Baru kemudian gelang tesebut diisi dekorasi atau hiasan batu mulia atau hiasan lainnya sebagai aksesori.

Bahan yang jadi itu kemudian diampelas dan dibersihkan dengan asam jawa kemudian direndam dengan garam dan air yang mendidih. Selesai dibersihkan dengan air mendidih, bahan disikat untuk kemudian dikeringkan sampai tidak ada air sama sekali pada gelang. Untuk membuat agar mengkilap, bahan dipoles dengan mesin pemoles. Dan, barang siap dijual.



Lamanya membuat barang kerajinan ini tergantung pada tingkat kerumitan pembuatannya. Misalnya cincin yang relatif kecil tentu saja berbeda dengan miniatur becak misalnya. Cincin yang sederhana desainnya lebih cepat proses pembuatannya daripada miniatur becak yang bisa sampai seminggu. Proses pembuatan kerajinan di kami biasanya sistem tahapan, tidak per barang. Misalnya membuat gelang, selama satu hari hanya membuat campuran dulu hingga bentuknya dulu. Besoknya baru diberi aksesoris hingga barang siap dijual.

Umumnya, untuk barang kerajinan sederhana semacam cincin, di tiap art shop terdapat beberapa pengrajinnya. Di art shop kami misalnya, ada tiga pengrajin untuk membuat kerajinan sederhana seperti cincin, gelang, dan anting. Sedangkan kerajinan yang rumit, biasanya ada tukang lain yang membuat kami juga membeli dari beberapa pengrajin di desa. Model yang sama diterapkan di semua art shop. Selain ada pengrajin sendiri, mereka juga membeli dari pengrajin lokal.

Namun, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan kalau berburu kerajinan perak :

1. sebaiknya Anda datang dengan guide atau paling tidak dengan teman yang bisa berbahasa Bali. Sebab dengan demikian, komunikasi antara kita dengan penjual akan lebih terbuka. Ini akan memudahkan pada proses penawaran.

2. tidak usah sungkan untuk melihat satu per satu barang yang dicari sebelum memutuskan membeli barang yang mana. Sebab, setiap produk minimal punya 40 model. Jadi, harus sabar mencari barang yang pas untuk dibeli.

3. jangan terlalu cerewet apalagi kalau sampai tidak jadi membeli. Sebab, menurut beberapa penjual, mereka paling tidak suka dengan turis yang terlalu banyak omong tapi tidak jadi membeli barang.

Pengikut